Subscribe:

Minggu, 15 Mei 2011

Pengenalan Kepada Tuhan

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Minggu, 15 Mei 2011 Pukul 17.23.00


Share this :

Mengenal diri sendiri akan mengenal Tuhannya


"Siapa yg mengenal diri sendiri maka akan mengenal Tuhannya......"

Itulah sebaris ungkapan yang banyak sekali makna terkandung di dalamnya, kita di suguhkan untuk pengenalan diri tuk sendiri bukan buat orang lain.

Maka siapakah saya?

Saya berujud manusia dan perwujudan ini merupakan wujud kasar yaitu tubuh. Keberadaan tubuh mempunyai ciri, dan ciri inilah merupakan ciri dari keterbatasan, sebab tubuh manusia tiap detik, menit, jam dan seterusnya. mengalami perubahan dari tiada ke ada, dari gerak ke diam, (salah satu sifat benda). Sejak dari sebelum di lahirkan bunda, hingga sekarang, dan sekarang melakukan berbagai kegiatan, pekerjaan dan berbagai aktifitas, maka pekerjaan dan melakukan aktifitas ini tiada keluar dari unsur gerak atau diam.

Bila tubuh manusia mengalami diam maka dia tak bergerak dan begitu juga kala gerak maka diamnya tiada, maka sebagai konsekwensi tubuh kedapatan gerak atau diam ini, berarti manusia mempunyai keterbatasan diri, TERBATAS bukan tak terbatas, sebabnya mengalami perobahan dari ada ke tiada, dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, dan otomatis tubuh manusia namanya BARU, ada mulanya ada awalnya, keberadaanya sah2 saja bukan kepastian, bukan HARUS ADA, bukan wajib ada.

Sebagai perkara baru ya'ni ada mulanya, ada awalnya, manusia membutuhkan penciptanya, perlu pembuatnya. Maka siapakah pembuatnya?

Pembuatnya harus mempunya ciri TAK TERBATAS, TIADA BERUBAH, maka pencipta ini, harus tak bermula, tiada membutuhkan kepada yang lainnya. Berarti adanya ADA PASTI, (wajib ada), adanya TAK BERMULA, adanya TAK BERAKHIR.

PASTI ADA berarti tiada matinya, tiada ruksaknya dan tak mengalami perubahan. Dari dulu 'tak bermula adanya' hingga tak ada akhirnya, pencipta tetap begitu keadaannya. Sebelum menciptakan langit bumi, pencipta tetap dalam keadaannya, dan setelah menciptakan singgasananya pun, tak mengalami perubahan, tidak duduk, tak bersemayam. Kalau berpindah keadaan, sama halnya pencipta mengalami perubahan dan keterbatasan, maka itu mustahil, tak bisa di terima akal yang sehat.


Artikel Terkait:

0 Blogger
Twitter
Facebook