Subscribe:

Sabtu, 07 Juni 2014

Makna Hidup Dalam Berproses

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Sabtu, 07 Juni 2014 Pukul 00.02.00


Share this :
Makna Hidup Dalam Berproses.

Makna Hidup Dalam Berproses


Dalam ajaran sunda ada perkataan "Ulah eureun melak paré pédah aya béja isuk rék kiamat" (Jangan stop menanam padi karena ada berita bahwa besok akan kiamat).
Ucapan2 seperti ini tidak terlepas dari wejangan2 para leluhur kita dahulu, disarikan dari inti ajaran yg luhur.

Seperti dalam sebuah riwayat;
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sekiranya kiamat datang, sedangkan di tanganmu ada anak pohon kurma, maka jika (masih) bisa menanamnya (tidak berlangsung kiamat itu sehingga selesai menanam tanaman), hendaklah kamu menanamnya (HR. Ahmad).

Disini Rasulullah Saw mengajarkan kita arti sebuah proses. Bahkan ketika kita sadar sepenuhnya bahwa kehancuran pasti datang, tetaplah menjalani proses yang ada. Melakukan perbaikan adalah proses yang harus terus berjalan walau mungkin ujungnya tidak bisa kita raba apalagi prediksi.

Kita diajarkan untuk berproses. Makanya dalam Islam, ibadah yang sedikit namun kontinyu dibilang sebuah hal yang sangat baik, ketimbang ibadah borongan. Kata pepatah sunda dikatakan 'Ibadah hirup kudu malapah gedang ulah gebrag tumbila'. Hal ini karena ibadah yang sedikit, sederhana namun kontinyu bukan hanya bertujuan pada hasil (berupa pahala dan keredhaan Allah) namun juga sebagai pembentuk karakter diri menjadi orang yang dalam tingkah sederhananya selalu merasakan adanya kuasa dan pantauan Allah. Hal ini akan membentuk karakter muraqabah, selalu merasa diawasi Allah.

Maka, berproseslah Sahabat!

Artikel Terkait:

2 Blogger
Tweets
Facebook

2 komentar:

  1. Menarik tulisannya,,, tapi, terkadang dalam proses itu menyita waktu kita dalam ibadah pada konteks umum. Bagaimana bisa mengoptimalkan ibadah kita dan tidak terlepas dari ibadah juga. Bisa diberi masukan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua telah maklum bahwa dengan belajar terus maka akan didapat hasil maksimal yang padahal kita tidak tahu batasan maksimalnya bagaimana. Dengan begitu, terus mencoba proses itu tahap demi tahap sampai pada ujung levelnya saja. Seperti witir, sebulan dulu satu raka'at. Bulan kemudian tiga. Bulannya lagi lima. terus dan seterusnya hingga mentok di bulan keenam, witir full sebelas raka'at. Seperti itulah ibadah berproses.

      Hapus