Taqlid Dan Taqlid Buta
Taqlid kepada orang lain secara rasional kemungkinannya 4 jenis:
(1)Taqlid seorang alim kepada alim lainnya secara akal sehat adalah suatu perbuatan yg tidak terpuji, karena tidak ada alasan bagi orang yang telah mengetahui ( alim ) tentang suatu masalah bertaqlid kepada orang lain yang juga mengetahui permasalahan yang sama.Kecuali sekedar Itiba dlm perbandingan saja layaknya second opinion ….
(2) Taqlid seorang jahil atau bodoh kpd yg juga jahil (yang sama) Sudah tentu akal sehat menilai perbuatan semacam ini sangat buruk dan tidak logis. Bagaimana mungkin orang yang bodoh bertaqlid kepada orang yang bodoh pula.kalau yg ini sama saja org yg buta minta dituntun oleh orang yg buta pula… Google itu ibarat tau jalan tapi tak tau arah…
.
(3)Taqlid seorang 'alim kepada orang jahil. Taqlid model ini paling parah bahkan teramat hinanya di mata masyarakat dan bahkan menurut penilaian anak kecil sekali pun. Mana mungkin orang yang dapat melihat dgn baik minta bantuan untuk dituntun ke suatu tempat kpd orang yg buta matanya.
(4) Taqlid seorang jahil kepada orang alim (ahli ilmu). Nah yg ini baru wajar dan logis. Bahkan menurut akal sehat memang begitulah seharusnya, yaitu orang yang awam dan bodoh diharuskan bertaqlid dan mengikuti saran-saran, nasihat-nasihat, fatwa-fatwa dan jejak langkah ahli ilmu.
Taqlid semacam ini tidaklah dikategorikan sebagai "taqlid buta" yang memang sangat dicela oleh akal sehat Contoh taqlid keempat ini tidak ada bedanya dengan seorang awam yang terkena penyakit tertentu berkonsultasi dan berobat kepada seorang dokter spesialisasi di bidangnya.Tak mungkin tukang abu gosok dapat menegnali jaringan instalasi arus tanpa dipandu tukang listrik.
"Taqlid buta" itu mengikuti dan menjalani tanpa keinginan untuk mengetahui sehingga kewajiban tholabul ilminya tdk terpenuhi….alias membebek tanpa memberi ruang kejelasan kebenaran atas apa yg dilakukan…