" ليس الجمال بأثواب تزيننا ولكن الجمال بجمال العلم والأدب "

Silahkan cari:
Subscribe:

Ads 468x60px

Islam Menghormati kaum Perempuan

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Selasa, 06 November 2012 Pukul 04.02.00





Dunia adalah fatamorgana, dan sebaik-baiknya keindahan itu ada pada wanita solehah
Pertama: Meskipun perempuan tercipta untuk laki-laki, namun perempuan hanya bisa di gauli oleh kaum laki-laki hanya dengan pernikahan yang sah. Islam jelas-jelas melarang segala macam perzinaan dan seks bebas. Hal itu tak lain dalam rangka melindungi kehormatan kaum perempuan dan hak-hak mereka dalam relasi laki-laki dan perempuan. Dengan pernikahan maka nasab (keturunan) akan terpelihara dan terhormat (diakui). Dan dengan pernikahan pula perempuan terlindungi dalam kehidupan sosial, bisa membangun sebuah keluarga dan tidak mudah tercampakkan atau dieksploitasi dengan semau-mau kaum laki-laki.

Kedua: Islam memerintahkan kaum perempuan untuk menutup auratnya (termasuk mengenakan jilbab). Hal ini lebih menunjukkan identitas perempuan muslimah agar tidak mudah dilecehkan, diganggu atau ‘dinikmati’ auratnya oleh setiap mata yang menatap. Dengan jilbab perempuan akan lebih dihormati dan terkesan lebih anggun, jauh dari kesan ‘nakal’. Dengan menutup aurat maka aka tercipta situasi bergaul yang relatif tenang dan kondusif, tidak banyak membuka peluang pikiran kotor kaum laki-laki.

Ketiga: Dalam relasi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan rumah tangga, hak-hak kaum perempuan sesuai dengan kewajiban mereka. Kaum laki-laki memiliki hak atas kaum perempuan sebagaimana juga kaum perempuan memiliki hak atas kaum laki-laki. Itulah bentuk nilai-nilai mulia dalam kehidupan berumah tangga. Hak tersebut harus diberikan dengan cara yang baik. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf (baik)”QS al-Baqarah: 228.

Keempat: Sebelum Islam datang, hak-hak waris bagi kaum perempuan kerap terabaikan. Dan setelah Islam datang, maka hak waris perempuan menjadi terlindungi dan proporsional. Dengan hukum waris yang ditetapkan oleh Islam, maka kaum perempuan tidak lagi teraniaya sebagaimana yang terjadi di era Jahiliyah. Dalam kehidupan sosial, laki-laki lebih banyak memikul kewajiban dibanding perempuan seperti halnya kewajiban memberi nafkah, membayar mas kawin dalam perkawinan, kewajiban melindungi keamanan keluarga, maka wajar bila bagian waris laki-laki relatif lebih banyak dari pada perempuan. Islam memberikan tuntunan yang proporsional berdasarkan kemaslahatan bersama.

Kelima: Islam mewajibkan perlakuan adil laki-laki terhadap perempuan. Keadilan mutlak dibutuhkan dalam rangka membangun hubungan rumah tangga yang harmonis dan tentram. Jika kebetulan kaum laki-laki berpoligami, maka keadilan dalam nafkah, menggauli, menyediakan sarana dan mengajak bepergian merupakan kewajiban yang harus benar-benar diperhatikan. Sangat dicela oleh agama maupun sosial manakala pelaku poligami melanggar kode etik tersebut. Jika Anda tidak sanggup berlaku adil pada para isteri maka bahagiakan saja diri Anda dengan hanya satu isteri.

Keenam: Islam tidak membolehkan laki-laki memaksakan kehendak kepada perempuan (yang ditinggal mati suaminya) untuk serta merta dijadikan isterinya. Janda dari orang lain tidak boleh kita ‘waris’ sehingga kita menikahi mereka dengan paksa. Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak janda sehingga kewenangan menikah ada pada tangan janda itu sendiri, bukan pada walinya. Jika wali seorang gadis sah-sah saja menikahkan dengan ‘paksa’ anak gadisnya, maka hak wali tersebut tidak berlaku kepada para janda. Kaum laki-laki (suami) juga berkewajiban menggauli isterinya dengan baik, seperti; memberikan nafkah dengan wajar, memperlakukan dengan lemah lembut dan sebagainya. Allah SWT berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu memusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka dengan secara patut” QS an-Nisaa’: 19.

Ketujuh: Diharamkannya suami melakukan dhihar dan ilaa’. Dhihar adalah ucapan suami kepada isteri yang berisi penyamaan isterinya dengan ibunya si suami atau salah satu mahramnya. Sedangkan ilaa’ adalah pernyataan sumpah si suami untuk tidak menggauli (melakukan hubungan badan) dengan isterinya. Kedua hal tersebut dilarang oleh agama karena keduanya merupakan perbuatan tidak etis (munkar) dan berpotensi mengganggu keharmonisan hubungan suami-isteri. Artinya, si isteri tidak digauli tidak pula diceraikan. Itu merupakan bentuk perlakuan semena-mena dan membuat derita kepada isteri.

Islam tidak tanggung-tanggung dalam memberikan sanksi atas orang yang melakukan kedua hal itu. Dalam ilaa’ maka si suami harus mengambil resiko menunggu masa 4 bulan, lalu baru bisa kembali menggauli isterinya dengan cara membayar kafarat-nya sumpah atau dengan menceraikan isterinya tersebut. Sedangkan sanksi untuk orang yang melakukan dhihar adalah dengan cara memerdekakan budak, jika tidak menemukan, maka harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut, dan jika tidak mampu maka harus memberi makan 60 orang miskin. Dengan begitu maka kaum laki-laki tidak akan sembarangan memperlakukan kaum perempuan.

Kedelapan: Diberlakukannya hukum-hukum rukhshah (dispensasi) bagi kaum perempuan dalam hal-hal tertentu dan kondisi-kondisi tertentu. Perempuan tidak boleh di bunuh dalam peperangan, dan tidak pula diwajibkan ikut berperang di medan tempur. Dalam masa-masa menstruasi perempuan tidak dikenakan wajib shalat, tidak boleh dijamah (disetubuhi) oleh suami dan tidak wajib berpuasa di hari itu. Perempuan tidak wajib mencari nafkah selagi ada suami.

Kesembilan: Tidak adanya dikotomi antara kaum perempuan dan kaum laki-laki dalam hal pahala amal dan ibadah. Tidak adanya pembedaan dalam status kehambaannya di hadapan Allah. Allah SWT berfirman yang artinya: “SesungguhnyaAku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan, sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain”. QS Ali Imran : 195.

Kesepuluh: Dalam al-Qur’an ada satu surat dengan nama an-Nisaa’ (Wanita). Surah ini terdiri atas 167 ayat, Ayat pertama sampai dengan 35 mengupas tuntas masalah-masalah wanita, khususnya menyangkut relasinya dengan kaum laki-laki. Begitu pula pada ayat 167.
Disamping surah an-Nisaa’ masih ada lagi surah-surah lain yang mengupas masalah wanita seperti surah al-Mujadilah, ath-Thalaq, dan al-Mumtahanah. Ini semua merupakan bentuk penghormatan al-Qur’an terhadap kaum wanita.

Sebenarnya masih banyak bentuk penghormatan Islam terhadap kaum wanita, namun catatan ringkas ini tidak mungkin menjabarkan semuanya. Kepada kaum perempuan Muslimah tidak perlu Anda merasa rendah diri karena menjadi perempuan Muslimah, meskipun Anda tidak pernah terekspos dalam pentas global sebagaimana para selebriti kelas dunia maupun para kontestan kontes-kontes kecantikan. Percayalah bahwa Allah SWT telah memberikan penghargaan tiada ternilai kepada para perempuan shalihah, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Majalah Cahaya Nabawiy, Edisi No.57 Th. V Dzulhijjah 1428 H / Januari 2007 M.

Selamat Hari Raya Kurban

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Kamis, 25 Oktober 2012 Pukul 12.08.00


Selamat Hari Raya Kurban
semoga Allah menerima ibadah dan bakti kita

Selamat Hari Raya Kurban



Selamat Hari Raya Kurban




Doa Tawaf Wada

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Kamis, 27 September 2012 Pukul 01.21.00



Doa Tawaf Wada

الدعاء المأثور في طواف الوداع

أثر عن ابن عباس رضي الله عنه أنه كان يدعو بهذا الدعاء، اللهم إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك، حملتني على ما سخرت لي من خلقك، وسيرتني في بلادك حتى بلغتني بنعمتك إلى بيتك وأعنتني على أداء نسكي، فإن كنت رضيت عني فازدد عني رضا، وإلا فمن الآن فارض عني قبل أن تنأى عن بيتك داري، فهذا أوان انصرافي إن أذنت لي، غير مستبدل بك ولا ببيتك، ولا راغبا عنك ولا عن بيتك، اللهم فاصحبني العافية في بدني، والصحة في جسمي، والعصمة في ديني، وأحسن منقلبي، وارزقني طاعتك ما أبقيتني، واجمع لي خيري الدنيا والآخرة، إنك على كل شيء قدير.



Sabar Itu Berbuah Manis

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Kamis, 20 September 2012 Pukul 18.56.00


Sabar diambil dari bahasa 'Arab, Shobar; As-shobr, Shobron, suatu perbuatan yang mengalami banyak rintangan, ujian dan cobaan didalamnya, sama artinya dengan kerelaan dan kesehajaan.

Sabar ini adalah sipat yang terpuji, sabar dalam berlaku pada perbuatan yang terpuji juga sabar meninggalkan dan enggan melakukan perbuatan yang kurang menyenangkan

Pasang Random Post

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Minggu, 16 September 2012 Pukul 06.15.00



Pasang Random Post

Utak-atik blog lama-lama menyenangkan ternyata, apalagi kian hari tambah pengalaman hasil siyahah di google juga kunjungan ke blog para master. Kali ini saya akan memasang mesin lacak label dengan cara acak namanya Random Post. Bagi yang sudah pengalaman dibidang blogging sudah tidak asing lagi istilah ini. Akhirnya setelah pasang scripnya diblog langsung saya tuliskan buat catatan dikemudian hari.

Caranya tinggal dicopy paste saja dan simpan sesuka hati dalam format HTML, namun sayya suka dipasag di sidebar;

<script type="text/javascript">
var randarray = new Array();var l=0;var flag;
var numofpost=7;function randomposts(json){
var total = parseInt(json.feed.openSearch$totalResults.$t,10);
for(i=0;i < numofpost;){flag=0;randarray.length=numofpost;l=Math.floor(Math.random()*total);for(j in randarray){if(l==randarray[j]){ flag=1;}}
if(flag==0&&l!=0){randarray[i++]=l;}}document.write('<ul>');
for(n in randarray){ var p=randarray[n];var entry=json.feed.entry[p-1];
for(k=0; k < entry.link.length; k++){if(entry.link[k].rel=='alternate'){var item = "<li>" + "<a href=" + entry.link[k].href + ">" + entry.title.$t + "</a> </li>";
document.write(item);}}
}document.write('</ul>');}
</script>
<script src="/feeds/posts/default?alt=json-in-script&start-index=1&max-results=1000&
callback=randomposts" type="text/javascript"></script>
<span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: arial, sans-serif; font-size: 10px;"></span>


Demikian semoga manfaat ada gunanya.

Etika Penting Dalam Menuntut Ilmu

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Rabu, 05 September 2012 Pukul 23.59.00




Etika Penting Dalam Menuntut Ilmu
Pada permulaan kitab Ta’limul Muta’allim, Assyaikh Burhanul Islam Azzarnuji telah menulis:

“Maka apabila aku melihat para penuntut ilmu pada zaman sekarang ini (zaman Assyaikh Azzarnuji) bersungguh-sungguh kepada ilmu, dan mereka tidak sampai pula pada ilmu yang dipelajari (tidak mendapat manfaat dan dapat hasilnya yaitu beramal dan menyebarkan), terhalang karena mereka telah salah jalan dan meninggalkan syarat-syaratnya. Dan setiap yang tersalah jalan akan sesat, dan tidak mendapati tujuan, sedikit maupun banyak. Maka aku ingin dan hendak menerangkan kepada mereka jalan menuntut ilmu….”

Seterusnya Assyaikh Azzarnuji, menyebutkan adab atau etika perjalanan, etika menuntut ilmu dari mulai niat pertama hingga kepada memilih guru dan teman seperjuangan. Pentingnya mengagungkan ilmu dan ulama, wara dan berbagai lagi jalan yang harus dilakukan dalam menuntut ilmu.

Di sebutkan pula kendala dan hambatannya menuntut ilmu dalam tulisan di atas tadi. Apabila didapati pada zaman kita sekarang, masih banyak (dan tentu lebih banyak lagi dari zaman Imam Zarnuji hampir 10 abad yang lalu) di kalangan kita orang yang mencari ilmu dengan bersungguh-sungguh, akan tetapi tidak mendapat faedah dari ilmunya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat. Malah hari ini banyak yang bukan dari aliran agama pun ingin belajar ilmu agama. Sangat baik memang keinginannya itu. Tetapi mengapa tidak didapati berkahnya?

Antara lain sebabnya adalah “tersalah jalan” itu sendiri, etika sopan santun dan beradab dalam menuntut ilmu sudah jarang diamalkan. Ingatlah wahai pelajar! Menuntut ilmu agama ini bukanlah sekedar hanya dengan mengumpulkan dan mengoleksi pengetahuan di otak saja. Karena jika demikian, maka harddisk PC jauh lebih alim dari kita semua. Sedangkan di dalam otak mengandung lebih dari 100 Gigabyte fail dari jutaan helaian kitab. Sudahkah kita menyimpannya dan berapa helai sudah didapati hafalan itu?

Bila kita igin tahu kesalahan jalan menuntut ilmu, maka ketahuilah bahwa salah jalan ini ada pada perkara-perkara yang telah disebutkan oleh Syaikh Azzarnuji. Tersebutkan dalam kitab Ta’limul Muta’allim, ada tiga perkara:

1) Niat

- Berapa banyak di kalangan kita belajar karena ingin mudah bekerja dan mengumpul harta dunia nanti dengan sehelai ijazah?

- Berapa banyak pula yang belajar untuk menunjukkan diri lebih alim dan pintar dari orang lain?

- Berapa banyak pula yang belajar untuk menjadikan dirinya dipuji dan dihormati?

- Berapa banyak pula di kalangan kita yang belajar untuk mencari-cari kesalahan ulama terdahulu?

- Berapa banyak yang belajar untuk mencari bukti bahwa pendapat aku saja yang betul sedangkan amalan ummat Islam di seluruh dunia sebenarnya salah belaka?

- Berapa banyak pula menutut ilmu tanpa diniatkan langsung untuk kembali ke tempat masing-masing bagi berjuang menegakkan Islam?

2) Memilih guru

- Berapa banyak di kalangan kita yang tidak berhati-hati memilih guru lantas belajar dengan orang yang tidak betul pemikirannya?

- Berapa banyak di kalangan kita yang belajar dengan guru yang tidak menjaga adab sebagai guru (mengutuk sana sini, mencerca alim ulama, tidak berakhlak dalam kata-kata maupun perbuatan dsb.)?

- Berapa banyak di kalangan kita belajar sesuatu ilmu bukan dari ahlinya (belajar Fiqih dari tukang ukur, belajar hadits dari ahli bahasa dsb.)?

-Lebih pelak lagi, berapa banyak pula yang belajar tanpa guru? Membaca sana dan sini, lalu mengambil faham sendiri daripada mengambil literatur tulisan para ulama.

3) Mengagungkan ilmu dan ulama

- Berapa banyak dari kita yang mengetahui cara mengagungkan ilmu yang disebutkan oleh para ulama terdahulu?

- Berapa banyak di kalangan kita yang tidak menghormati kitab ilmu?

- Berapa banyak di kalangan kita yang meletakkan ilmunya sendiri di tempat yang rendah, lalu dengan gampang serampangan dijual-belikan dengan kepentingan dunia?

- Berapa banyak pula yang tahu adab sebagai seorang murid tetapi tidak tahu atau tidak mempraktikkan adab kepada guru?

- Berapa banyak yang tidak pula tahu membedakan antara meletakkan ilmu di tempat yang tinggi dengan takabbur atau menghina diri?

- Berapa banyak pula tidak menghormati para ulama agung, lalu diletakkan ulama itu setaraf dengannya dalam pemikiran dan pemahaman dengan alasan mereka jua manusia yang tidak maksum?

- Berapa banyak di kalangan kita yang terpengaruh dengan ucapan beberapa ustazd sekarang yang mencela dan dengan lantang mengkritik ulama silam, lalu merasa sangsi dengan para ulama itu?

- Berapa banyak di kalangan kita yang bermulut latah mengutuk deretan ulama yang sudah lama mengorbankan diri untuk perjuangan Islam?

- Berapa banyak pula yang bermulut latah terhadap para ulama terdahulu dan dengan sesuka hati mengatakan ulama terdahulu sesat, melakukan bid’ah, berfalsapah dalam bab Aqidah, dan pelbagai lagi kata nista?

Apabila kita hitung semua persoalan di atas, tentu sekali kita akan menjawab, “terlalu banyak.” Maka tidak heranlah apabila kita dapati terlalu banyak pula orang yang ingin mendalami ilmu agama, akan tetapi jauh tersasar dari kebenaran, berkah tiada, manfaat juga sirna, lalu tidak dapat menegakkan yang haq.

Sungguh ironis memang, disamping ingin mendapatkan hasil yang dicapai dalam menuntut ilmu. Namun akhirnya justru terbengkalainya jiwa dan diri kita tanpa mengamalkannya. Kita yakinkan pada diri kita betapa pentingnya adab dan etika ini, baik sewaktu dalam menuntut ilmu maupun dalam menyebarkannya. Tiada adab, niscaya tersalah jalanan kita. Salah jalan bermakna sesat. Kalau orang yang belajar agama pun boleh sesat, bagaimana pula dengan yang tidak menginginkan agama.

Dari sumber : Ustaz Syed Abdul Kadir Aljoofre

Panduan Sholat Lima Waktu

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Sabtu, 01 September 2012 Pukul 09.30.00



Panduan Sholat Lima Waktu

Sholat dilaksanakan mengunakan tatacara dan syarat tertentu diantaranya harus bersih badan, pakaian dan tempat. Bersih dari hadats kecil dan besar. Dan manakala hendak sholat setelah mengambil wudu.
Shalat wajib 5 waktu adalah wajib hukumnya bagi setiap umat islam , kecuali untuk orang -orang tertentu, seperti wantia yang sedang berhalangan dan lain2, sesuai ketentuan dan sara. Shalat dalam islam merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat. Dimana shalat di ibaratkan sebagai tiang agama, berarti menandakan bahwa shalat sangatlah penting dan utama dalam islam. Untuk itu Shalat harus sejak dini diajarkan dan di praktekan ke anak - anak, karena jika sudah dibiasakan shalat sejak masih kecil maka ia akan membawa kebiasaan itu hingga ia dewasa nanti. Berikut adalah tata cara shalat wajib 5 waktu :


Cara Mengerjakan / Mendirikan Sholat 

1. Pertama kali, berdirilah dengan posisi tegak sambil mengadap Kiblat. Berniatlah untuk melaksanakan shalat , sesuai dengan shalat yang akan anda kerjakan (shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya` atau Shubuh).


Kemudian Bacalah takbiratul ihram (Allahu Akbar) dan bersamaan dengan itu angkatlah kedua tangan Anda seperti hendak memegang telinga.

Membaca Doa Iftitah (rakaat pertama)
Allahu Akbaru kabira walhamdu lillahi kathira wasubhanallahhi bukratau waasila. Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama wati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin. Inna solati wanusuki wamahyaya wammamati lillahi rabbil'alamin. La syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin.

Kemudian Bacalah surah Al-Fatihah sebagai berikut:
( Bismillahirrohmanirrohim ◎ Alhamdulillahi robbil 'Alamin ◎ Arrohmanirrohim ◎ Maliki yaumiddin ◎ Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in ◎ Ihdinash shirothol mustaqim ◎ Shirothol ladzina an'amta 'alaihim ghoiril maghdhubi 'alaihim waladh dhollin ◎)

Kemudian bacalah satu surah sempurna dari sarah-surah Al Quran. Seperti Al- Ikhlas
(Qul huwallohu ahad ◎ Allohush shamad ◎ Lam yalid wa lam yulad ◎ Wa lam yakul lahu kufuwan ahad ◎)


2. Setelah selesai  membaca surat, kedua tangan diangkat sambil membaca  -Allahuu Akbar- lalu ruku'lah (punggung dan dan kepala sama rata) dan baca:
(Subha robbiyal 'azhimi wa bihamdih) 3x.


3. Kemudian bangunlah dari ruku' dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca:
(Sami'allohu liman hamidah)

Dan dilanjutkan membaca
"rabbanaa lakal hamd milas samawati wamilal ardli wamil-a ma syi-ta min syai'in ba'du"


4. Setelah itu, sujudlah (sambil membaca -Allahuu Akbar-)  dan membaca:
(Subhana rabbiyal a'la wa bihamdih)3x


5.Kemudian duduklah di antara dua sujud seraya membaca (-Allahuu Akbar- ) di lanjutkan membaca :
" Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'afinii wa'fu 'annii "


6. Kemudian sujudlah untuk kedua kalinya seraya membaca (-Allahuu Akbar- ) dan membaca bacaan sujud
(Subhana rabbiyal a'la wa bihamdih)3x


7. Duduklah sejenak setelah bangun dari sujud dan terus berdiri untuk melanjutkan rakaat berikutnya. Dalam posisi berdiri ini yang dinamakan raka'at selanjutnya, bacalah surah Al-Fatihah dan satu surah dari surah-surah Al-Quran. Selanjutnya sama dengan yang di atas. Setelah sujud kedua pada rakaat kedua maka duduk tahiyat awal.


8. Duduk Tahiyat Awal
Pada duduk tahiyat awal ini (rakaat kedua) kaki kiri tidak dimasukan kebawah kaki kanan seperti wanita duduk emok dinamakan duduk tawaruk sambil dibaca; 
(At tahiyyatul mubarokatus solawatut toyyibatu lilah ◎ As salamu 'alaika ayyuhannabiyyu warohmatullohi wabarokatuh ◎ As salamu 'alaina wa'ala 'ibadillahis solihin ◎ 
Kemudian lanjutkan sambil mengangkat jari telunjuk, Asy-hadu an la ilaha illalloh ◎ Wa asyhadu anna Muhammadan rasululloh ◎ 
telunjuk diangkat terus hingga akhir tahiyat, Allohumma shalli 'ala sayyidina Muhammadin wa'ala ali sayyidina Muhammad ◎).


9. Duduk tahiyat akhir
Duduk pada tahiyat akhir ini (rakaat terakhir) sama pada tahiyat awal akan tetapi kaki kiri dimasukan kebawah kaki kanan, pinggul sebelah kiri duduk diatas sajadah, tempat shalat dan sedangkan jari telunjuk diisyaratkan, diangkat sedikit sambil mengucap Asy hadu an la ilaha illalloh ◎ dan terdapat tambahan shalawat nabi Muhammad, sebagai berikut :

"allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'alaa aali sayyidina Muhammad kamaa shallaita 'alaa sayyidina Ibrohim wa 'ala aali sayyidina Ibrahiim, wabaarik 'alaa sayyidina Muhammad wa 'alaa aali sayyidina Muhammad kamaa barakta 'alaa sayyidina Ibrohim wa 'alaa aali sayyidina Ibrahiim, fil 'alamina innaka hamiidum majiid."


10. Di lanjutkan berdo'a berlindung dari empat (4) hal. 
Hal ini dilakukan pada duduk taahiyat akhir saja.
"Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi  qabri wamin 'adzabin nar, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat wa min fitnatil masiihid dajjaal. Ya Muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alaa diinik wa 'alaa thoo'atik, subhanaka inni kuntu miinaz dzoolimin."


11. Mengucap salam
Sewaktu mengucap salam tubuh tetap dalam keadaan duduk tahiyat akhir lalu memalingkan muka ke kanan dan kiri sambil mengucap.
"As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh---kekanan. As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh----kekiri."



Setela shalat hendaknya baca zikir Setelah Sholat 

ASTAGHFIRULLAH tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan: 
Astagfirullohal 'azim lii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaani shoghiro, walijamii'il muslimiina walmuslimaat wal mu-miniina walmu-minaat al ahyaa-i minhum wal-amwaat.
Laa-ilaha illalloh wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiit wahuwa 'ala kulli syai-in qodiir 3x, /7x.
Allohumma ajirnaa minannaar 7x
Allahumma Antas salaam wa minkas salaam wa-ilaika ya'uudus salam, fahayyinaa Robbanaa bis salaam, tabaarakta Robbanaa yaa dzal jalaali wal ikraam.
Sami'na wa-atho'na ghufronaka Robbanaa wa-ilaikal mashiir.

bila ada waktu;
Subhanalloh 33x
Alhamdulillah 33x
Allohu akbar 33x
Subhanalloh walhamdu lillah walaa ilaaha illallohu wallohu akbar, wala haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim. 1x. jumlah seratus.

Demikian semoga manfaat.