" ليس الجمال بأثواب تزيننا ولكن الجمال بجمال العلم والأدب "

Silahkan cari:
Subscribe:

Ads 468x60px

Nasehat Perkawinan

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Sabtu, 31 Maret 2012 Pukul 02.10.00



Nasehat Perkawinan




ومن أياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكونوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذالك لأيات لقوم يتفكرون ( الروم / 21)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [QS. Ar-Rum ayat 21]


Hadits Nabi SAW :

فال رسول الله صلى عليه وسلم : النكاح سنتى فمن رغب عن سنتي فليس منى

Pernikahan adalah perbuatan yang selalu diinginkan dan didambakan oleh setiap manusia yang hidup. Pernikahan itu adalah sunnah Nabi [النكاح سنتى], maka barang siapa yang tidak melaksanakan nikah, kata Nabi SAW bukan golongannya [فمن رغب عن سنتئ فليس منى]. Pernikahan harus didasarkan pada
agama, ibadah, dan menjalankan sunnah Nabi SAW, dan bukan didasarkan pada nafsu belaka atau didasarkan tujuan lain yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pernikahan harus atas dasar suka sama suka, saling cinta, bukan dasar paksaan, dan bersandar pada ibadah kepada Alloh. Sebab, dalam menjalani kehidupan bahtera rumah tangga, bagaikan orang mengarungi samudra luas dan penuh dengan gelombang, pada siang, malam, panas dan hujan bahkan badai dan genlombang harus dilalui. Mungkin saja, cuaca tidak bersahabat yang tidak pernah kita prediksi yang dapat saja datang secara tiba-tiba.Kita harus selalu siap untuk menghadapi dan selalu mengantisipasi setiap perubahan. Maka, apabila seseorang dalan menjalankan rumah tangga tidak memiliki dasar, pedoman, mesti akan terombang-ambing dalam perjalanan rumah tangganya.

Dalam berumah tangga, kita akan melalui perjalanan panjang dan sangat melelahkan dengan tujuan untuk mecapai “pantai kebahagiaan” yang sakinah dan diridhoi Alloh.. Untuk mencapai “pantai kebahagian” tersebut, tentu saja kita harus: [1] mempersiapkan diri dan mental, baik suami maupun istri, [2] mempersiapkan berbagai keperluan dan bekal agar perjalanan kita terasa aman, nyaman, dan lancer, sebab apabila datang badai dan gelombang, kita akan siap menghadapinya dengan sikap tenang, tidak grogi, tidak takut dan tidak gentar sekalipun dahsatnya badai dan gelombang tersebut, sebab kita memiliki dasar [agama] dan pedoman [al-Qur’an dan Hadits].

Untuk mengarungi perjalanan [rumah tangga] itu dengan baik dan lancar, kita perlu mempersiapkan :

Pertama, kapal [rumah tangga] yang kokoh agar tidak macet dalam perjalanan. Kedua, mesin yang betul-betul baik. Ketiga, bahan bakar yang cukup dan memadai. Keempat, membawa peta dan kompas sebagai pedoman perjalanan agar tidak sesat dalam perjalanan. Kelima, membawa peralatan yang memadai untuk mengantipasi macet. Keenam, nahkoda yang pandai, lihai, dan memiliki strategi untuk mengemudi kapal. Ketujuh, membawa bekal yang cukup dalam perjalanan.

Pertama : Rumah Tangga [الاسرة ], bagaikan kapal [bahtera] yang kokoh. Rumah tangga, harus dibangun atas dasar taqwa, cinta, suka sama suka dan didukung dengan kedua belah pihak keluarga yang merestui serta mengharapkan ridho Ilahi. Selain itu, harus mempunyai niat dan kebulatan tekad untuk berumah tangga atas dasar lillahi ta’ala, dengan ibadah [salat] – Insya Alloh, rumah tangga akan kokoh. Berumah tangga itu sendiri juga sebagai perilaku ibadah kepada Alloh dan menjalankan sunnah Nabi SAW [النكاح سنتى ].

Kedua : Hati [ القلب], sebagai mesin yang bagus. Artinya, suami istri harus punya tujuan yang sama. Berumah tangga bukan untuk hanya sekedar melepas nafsu birahi, melainkan harus memiliki tujuan untuk mencetak generasi-generasi bangsa yang baik, kuat dan tanggung serta bertaqwa kepada Alloh SWT. Tanpa punya perasaan sehati, mungkin saja tujuan tidak akan tercapai. Maka dengan dasar ini, suami istri harus tahu kepribadian masing-masing dan inilah yang dinamakan ta’aruf [تعارف ].

Ketiga : Akhlak [الاخلاق], sebaga bahan bakar. Dalam berumah tangga, apabila hanya berbekal atau memiliki cinta dan perasaan saja, tanpa dibekali dan atau dibarengi dengan akhlak mulia, jangan berandai-andai untuk dapat menguasai medan perjuangan yang berat itu. Akhlak adalah pondasi utama dalam beragama, kata Abul Atahiyah : ليست الدنيا الا بدين وليس الدين الابمكارم الاخلاق , artinya ”tidaklah dikatakan dunia kecuali dengan agama dan tidaklah dikatakan agama kecuali dengan akhlak mulia”. Maka, kita harus membangun rumah tangga dengan akhlak yang muliah. Akhlak sebagi pondasi utama untuk membangun rumah tangga. Prinsip akhlak disini adalah saling menghargai, menghormati, menyayangi, penuh dengan senyum. Sifat ini dinamakan tabassum [التبسم] dan sifat ini sangat dianjurkan Rosululloh SAW.

Keempat : القران الكريم والحديث sebagai peta dan kompas. Sebagai pedoman agar tidak tersesat dalam perjalanan dan ketika menemukan kesulitan, keresahaan, bacalah al-Qur’an dan kemudian kembalikan atau pasrah kepada Alloh. Suami dan istri harus saling mengingatkan dan ta’awun atau kerjasama dalam menghadapi kesulitan hidup. Semua persoalan harus diselesaikan berdua dan selalu pasrah kepada Alloh. Kata Baihaki, ان ذ كرالله شفاء , ingat pada Alloh sebagai obat, dan وان ذكرالناس داء ingat pada manusia penyakit. [البيهقي ].


Kelima : Nasehat [النصيحة], sebagai peralatan yang dibawa dalam perjlanan. Agama adalah nasehat [الدين النصيحة], maka kembali kepada ajaran agama Islam dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga mudah terselesaikan. Maka dalam kehidupan rumah tangga, sepenuh apapun perasaan cinta suami pada istri atau sebaliknya, kesalah fahaman dan perselisihan [baik kecil maupun besar] mesti ada. Suami dan istri harus saling mengingatkan, saling menasihati dengan sabar antara keduanya untuk mencapai kebaikan وتواصو بالحق وتواصو بالصبر ( dan bernasehatlah dalam kebaikan dan kesabaran ) atau mungkin kita butuh nasehat-nasehat orang tua, ustadz, tokoh masyarakat, atau orang yang lebih berpengalaman, sebagai obat pencerahan untuk mencapai tujuan hidup yang mungkin salah dilakukan oleh kita. Maka, setelah mendapatkan nasehat-nasehat akan tumbuh saling percaya, saling memaafkan, dan menghargai kesalah fahaman itu. Sikap ini dinamakan takarrum [التكارم] atau saling menghargai.

Keenam : Suami [الزوج ], sebagai nahkoda yang lihai. Suami harus pandai memainkan peranan, dapat menjadi panutan, cerdas melihat situasi, agar penumpang atau orang yang bersamanya merasa aman, tenang dan nyaman. Seorang suami harus memiliki ikhtiar dalam menjalankan perannya, sehingga seburuk apapun situasi dan kondisi yang dihadapinya, harus tenang, sabar, dan berserah diri pada Alloh [يبتغون فضلا من الله ورضوانا ], “mereka mencari karunia Alloh dan keridhoan-Nya”. Maka perumpamaan seorang suami, seperti seorang nahkoda yang menghadapi cuaca yang buruk. Dia harus tetap tenang untuk mencapai tujuan, maka secara perlahan-lahan tapi pasti dia akan lalui badai tersebut dan seluruh penumpang pasti akan menghormati dan menghargainya. Penghargaan itu akan datang dengan sendirinya, mungkin saja berupa ucapan terima kasih, mungkin ciuman, pelukan, bahkan dengan kepasrahan diri penumpang dan penumpang tersebut tiada lain adalah istri. Sikap ini dinamakan tala’ub [التلاعب ].

Ketujuh : Kepasrahan [التسليم], sebagai bekal yang cukup. Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, kita harus banyak berusaha [bekerja] dan berdo’a (وابتغ فيما اتاك الله الدار الأخرة ولا تنس نصيبك من الدونيا وأحسن كما احسن الله إليك) " . “ carilah anugrah Alloh untuk kehidupan akhirat, tetapi jangan lupa nasib(bagian)mu untuk kehidupan dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Alloh berbuat baik padamu”. Karena usaha atau bekerja tanpa do’a akan sia-sia, dan begitu juga sebaliknya do’a tanpa usaha atau bekerja adalah mimpi atau angan-angan belaka. Suami harus berusaha mencari nafkah untuk menghidupi istrinya. Suami dan istri harus dapat bekerja sama untuk melindungi perjalanan yang panjang, seorang suami tahu kebutuhan istri dan begitu sebaliknya istri tahu kebutuhan suami. Dengan demikian, akan terbangun sikap saling menghargai dan toleransi dalam berumah tangga. Sifat ini dinamakan tasamuh [التسامح].


Ketujuh mutiara ini, dinamakan “Resep agar tetap bahagia”, bertujuan yang jelas, pasti, dan sampai dengan selamat di atas Ridho Ilahi Robbi, dengan mengucapkan :

بارك الله لكماوبارك عليكماوجمع بينكما فى خير

Semoga Alloh memberkahi pernikahan ananda berdua”, amien yaa robbal ‘alamiieen.

Syeikh Ahmad Damanhuri Arman

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Senin, 26 Maret 2012 Pukul 07.22.00



Syeikh Ahmad Damanhuri Arman

Syeikh Ahmad Damanhuri Arman As-Syakaduny Tsumma Al-Makky.

Seorang buya keturunan kesultanan Banten nan karismatik, kakak ipar Abuya Muhmmad Dimyati bin Muhamad Amin Cidahu Cadasari Pandeglang dari lain bapak. Beliau adalah Abuya Ahmad Damanhuri bin Arman bin Sarmani, salah satu tokoh the founding father kota Cikadueun, bersama Abuya Ali bin Aslak dan Abuya Syafei bin Husen, penerus perjuangan Kiayi Haji Zuhri Nawawi bin KH. Ya'qub, yaitu guru dan mertua Abuya Daman (sebutan lain dari beliau).

Semasa masih di Indonesia, Abuya mendirikan pondok pesantren dan mengadakan Madrasah Diniyah Islamiah (MDI) atau Madrasah Ibtidaiyah Islamiah (MII) yang sekarang bernama MDA. (Madrasah Diniyah Awaliyah) Nurul Huda di Cikadueun, Cipeucang, Pandeglang, Banten, Indonesia.

Sebagai sejarah singkat kehidupan beliau. Buya Daman sebelumnya sewaktu kecil berada di Mekah hingga satu kejadian di mana pada tahun-tahun terjadinya fitnah pengusiran para ulama di sana, beliau bersama Abuya jasir, Jaha Serang, ayah tiri dan pengasuh sepeninggal ayahnya, pulang ke tanah Jawi, yaitu julukan P. Jawa, Indonesia.

Sebagai seorang yang haus akan ilmu agama, beliau belajar di Abuya Abdul Halim Kadupeusing, Pandeglang. Berguru pada pemimpin umat sekaligus bupati Pandeglang yang pada waktu itu Indonesia menganut negara serikat, dengan Banten sebagai salah satu keresidenannya menjadi republik, di bawah wilayah otonom negara federal, di kepalai oleh KH. Tubagus Ahmad Khotib.
.
Setelahnya membuka pesantren, beliau tak berhenti belajar dan terus menambah pengetahuannya. Ke Poncol Salatiga mengejar sanad Shohih Al-Bukhori dan Shohih Muslim, hingga ke Lombok ke Pancor di tuan guru Zainudin Abdul Majid.

Untuk mendapatkan setiap disiplin ilmu, beliau datangi para pakarnya. Berguru ilmu falak ke kiayi mas Mansyur Jakarta, tafsir Jalalain di Kiayi Syamsuddin Padarincang, ilmu nahwu khusus Al-Fiyyah di Kadu Kaweng Mama Sanja.

Baru sepeninggal almarhumahah, istri tercinta ibu Hj. Fiddhoh Zuhri, beliau menghendaki mukim di kota Mekah, dan di realisasikan pada thn 1977 M. hingga wafat di sana thn 2007 M. dan di makamkan di pekuburan Ma'la tidak jauh dari makam Syekh Nawawi Al-Bantani.

Silsilah keturunannya.
Uyut Sarmani berputra:
  • Aki Arman + Hj. Sanami bt. H. Abdul Ghoni, berputra
  1. Abuya Damanhuri + Hj. Fiddhoh H. Zuhri & Hj. Enjah Faijah
  2. Hj. Badriyah + KH. Ali Laladon Ciomas Bogor

Abuya, dengan ibu Hj. Fiddhoh berputra:
  1. Hj. Muti'ah + H. Wasid Sahim
    • H. Nawawi + Eneng Mahfud
    • Halum Halimah
    • Gozali
    • Ahmaf Makki
    • Muhammad Zen
    • Zaenab
    • Aminah
    • Abdullah
    • Hafsoh
  2. Hj. Afifah + H. Mahfud Sanusi
    • Asep Alawi
    • Iin (alm)
    • Eneng
    • Muhammad Afif
    • Fiddhoh Zuhriyah
  3. Hj. Enok Maryam + KH. Junaedi Abdul Qodir
    1. M. Yusuf (alm) + Eneng Amimah Basyar
      • Yakuza
    2. Hj. Enong Mushlihah + H. Said Suhandi
      • Shopal
      • Munawar
      • Ni'am
    3. H. Badru Tamam + Masruroh bt. Manaf + Amah
      • Siti Munawaroh
    4. Hj. Nana Sa'idah + Halim Samsudin
      • Fawwaz
    5. H. Muhajir
    6. Hj. Husnul Khotimah + Tb. Entus Damanhuri bin KH. Tb. Shobari
      • Ahmad Qofal
    7. Hj. Eva Nafahat + H. Maki Wasid Sahim
      • Mafaza
    8. H. Fuad
    9. Hj. Anis Hayatunnufus + H. Akfan Miladi Damanhuri
      • Kafa Bihi
    10. Bukhori
    11. Muslim
    12. Eneng
  4. Hj. Oyok Solehah + KH. Uding Badruddin ZA.
    • H. Hasan + Eva
    • H. Hamud Ahmad Maki
    • Muhammad (alm)
    • Muiz
    • Muhammad (alm)
    • Imas Masruroh + Firdaus
    • Muhammad (alm)
    • Ima Rohimah
    • Ahmad Basit
    • Amin Aminudin
    • Hayatun Nufus
Adapun Abuya dengan ibu Hj. Faizah Bakri tiada mempunyai keturunan. Ibu masih ada dan menetap di Cihideung, Cimanuk, Pandeglang.


Hakikat Syukur

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Selasa, 28 Februari 2012 Pukul 20.30.00




السـلام عليـكم ورحمـة الله وبركـاته

اللهُ اَكْبَـرْ 9X . اللهُ اَكْبَـرُ كَبِيْـرًا وَ اَلْحَمْـدُ للهِ كَثِيْـرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً. اَلْحَمْـدُ لله الَّذِيْ لاَ تَخْطُـرُ كَيْفِيَّـتُهُ بِبَالْ , وَلاَ تَجْرِيْ مَاهِيَّتُـهُ فِيْ مَقَالْ , وَلاَ يَدْخُلُ فِي اْلأَمْثَالِ وَاْلأَشْكَالْ , وَلاَ يَؤُوْلُ إِلَى التَّحْوِيْلِ وَاْلإِنْتِقَالْ , أَشْهَدُ أَنْ لاَّ اِلـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ عَظَّمَ هذَا الْيَوْمْ , قَدْرَهُ وَخَصَّهُ بِشَعَائِرِهِ وَاخْتَارَهُ عَلَى اْلأَ يَّامْ
, وَأَباَنَ فَضِيْلَتَهُ لِلأَنَامْ, كَرَامَةً مِنْ رَّبِّـنَا الْكَبِيْرِ الْمُتَعَالْ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِى بَعَثَهُ عِنْدَ ظُهُورِ الْجُهَّالْ , وَغَلَبَةِ الْكُفْرِ وَالضَّلاَلْ , فَنَصَحَ لأُمَّتِـهِ فِي الْقَوْلِ وَالْفِعَالْ , وَجَاهَدَ فِي اللهِ عَلَى كُلِّ حَالْ , حَتَّى اعْتَدَلَ الْحَقُّ اَيَّ اعْتَدَلْ , اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِه وَأَصْحَابِهْ أَهْلِ الْفَضْلِ وَالْكَمَالْ , صَلاَةً دَائِمَةً بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالْ ,نَامِيَةً عَلَى الشُّهُورِ وَاْلأَحْوَالْ , اَمَّا بَعْـدُ , فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَإِيَّا بِتَقْوَى الله وَالْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِهِ بِاْلأَنْفُسِ وَاْلأَمْوَالْ , طَاعَةً لأَمْرِ مَوْلاَنَا ذِي اْلعِـزَّةِ وَالْجَلاَلْ ,

M'aasyirol muslimat anu mulya .
Allah Maha Agung. Urang agungkeun asmana dina lebaran 'idul adl-ha ieu, urang syukuran ni'matna, urang tegakkeun agamana, urang agungkeun syi'arna, sareng pertahankeun kasucianana, ku sagala pangorbanan anu ku urang tiasa dijalankeun, di tengah-tengah manusia seueur nu mopohokeun Allah sareng ingkar kana ni'matna.

Alhamdulillah urang kaum muslimat masih sanggup bersyukur sareng tumarima kamantenna. Mugia urang kalebetkeun kana golongan anu dinyatakeun dina dauhan Allah Subhanahu Wata'ala :

أَعُـوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْـطَانِ الرَّجِيْـمْ بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْـمْ:
وَقَلِيْـلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ

Hartosna : sareng sakedik ti hamba kami anu syukuran.


فَيَا اَيُّهَا النَّاسْ اُوْصِيْكُمْ وَإِيَّـايَ عَـلَي طَاعَـةِ اللهِ وَ طَاعَـةِ رَسُولِـهِ فِى كُـلِّ وَقْتٍ لَّعَلَّكُـمْ تُفْلِحُـونْ.
آمِينْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنْ,
اللّهُمَّ اغْفِـرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتْ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتْ, اَلأَحْيَـاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتْ ,
إِنَّـكَ سَمِيْـعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَـوَاتْ, وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَـاتْ.
اللّهُـمَّ رَبَّ الْحِـلِّ وَالْحَـرَامْ , وَرَبَّ مَشْعَـرِالْحَرَامْ , وَرَبَّ الْبَيْتِ الْحَرَامْ , وَرَبَّ الرُّكْنِ وَالْمَقَـامْ , اَيَّـدَ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنْ , وَاخْذُلْ اَعْدَاءَ الدِّينْ ,

Ari tandana jalmi anu syukuran ka Allah nyaeta ngalampahan parentahna, sareng ngajauhan larangana.

M'aasyirol muslimat anu dimulyakeun Allah .
Pikeun ngalaksanakeun agama, penting pisan merlukeun pengorbanan tanaga, fikiran sareng harta banda, malahan ayakalana kudu ku jiwa, tapi sadayana pangorbanan, ku Allah moal di sia-siakeun, alit atanapi ageung, sakedik atanapi seueur. Bakal dibalas kuganjaran anu sae nyaeta surga. Sakumaha dauhan allah Subhanahu Wata'ala .

Anu hartosna :
Kalawan saenya-enyana nu berjuang dina jalan allah, dina katarajang haus, katarajang kapayahan, sareng kalaparan, sareng nincak ka hiji tempat anu sangat hewaeunana kafir, sareng sagala kanyeri ti musuh. Anging sadayana anu karandapan kumanehna, bakal di tuliskeun pikeun manehna amal soleh, saenya-enyana allah moal nyia-nyiakeun kana ganjaran jalma anu milampah kana kabagusan. Jeung nyakitu deui heunteu aya jalmi-jalmi anu sodaqoh, sakedik atanapi seueur, eta oge dituliskeun pikeun ganjaranana sadayana, karena Allah bade ngabales ka sadayana, ku balesan anu langkung sae tina sagala anu parantos dilakukeun ku maranehna.

Allahu akbar
Allahu akbar 3 x

M'aasyirol muslimat anu mulya .
Ageung hate rasana kusagala pangorbanan urang anu parantos dilaksanakeun pikeun kapentingan agama, karena sadayana pangorbanan parantos ditulis di sisi Allah jadi amal soleh anu ageung ganjaranana. Kukituna urang penting, nyaeta patuh ngajalankeun parentah Allah sareng rosulna, dina tempat sareng waktu mana bae anu diperlukeun urang korban jiwa-raga atanapi ngajuangkeun pikeun kapentingan agama Allah Subhanahu Wata'ala .

M'aasyirol muslimat anu dimuyakeun Allah .
Mangga urang perhatikeun sareng jadikeun conto tina kapatuhan sareng katoatan kangjeng nabi Ibrohim 'alaihissalam dina ngalaksanakeun parentah Allah Subhanahu Wata'ala supaya ngorbankeun putrana kangjeng nabi isma'il 'alaihissalam.
Kalayan di peuncit, padahal putra anu di pikadeudeuh, dipika asih anu taya papadana, tapi tetep kangjeng nabi Ibrohim 'alaihissalam bade ngalaksanakeun meuncit putrana.
Nyakitu deui kangjeng nabi isma'il 'alaihissalam pasrah kana parentah Allah anu baris dilaksanakeun ku ramana. Sakumaha cariosan nabi isma'il Alaihissalam ka ramana waktos anjeuna bade di peuncit

anu hartosna:
Duh mama ! manga teh teuing , enggal laksanakeun parentah Allah meuncit abdi, baris kauninga kumama insyaallah abdi teh satengahna ti golongan anu sobar.
Abdi moal ngarasula, kitulah kapatuhan kangjeng nabi Ibrohim 'alaihissalam sareng putrana nabi isma'il 'alaihissalam kana parentah allah.
Salajengna barang kangjeng nabi ibrohim 'alaihissalam geresel meuncit putrana, sihoreng anu di pencit teuh sanes putrana, tapi domba ageung, di gentos ku Allah.
Sakumaha dauhan Allah dina alqur'an:

anu hartosna:
Kami (saur Allah,) nebus ka putrana ku domba ageung, sareng kami tinggalken ka Ibrohim anu sae pikeun jalmi-jalmi anu pandeuri, kasalametan tetep ka Ibrohim, etalah pembalasan kami ka jalmi-jalmi nu migawe kabagusan, saenya-enyana Ibrohim satengahna tina hamba kami anu arariman.
Nyakitu pengorbanan anu di laksanaken ku kangjeng nabi Ibrohim 'alaihissalam dugi ka jadi katetepan syareat dina agama islam, anu dina dinten ie saparantos solat sunnah lebaran, janten syare'at meuncit kurban ku kaom muslimin di sakuliah dunia.

Allahu akbar 3 x
Ma'asyirol muslimat anu dimulyakeun Allah .
Di samping urang ngusahakeun ku tanaga, pikiran, sareng panganyaho, elmu panemu, sinareng harta banda sakumaha pangorbanan piken negaken agama allah, eta masih ageng harepan urang karena kenging pitululung Allah. Margi kitu. mangga urang ngado'a nyuhunken ka Allah Subhanahu Wata'ala .
Ya Allah pangeran abdi sadaya anu maha kawasa teguhken iman kami, dugikeun cita-cita kami anu mulya sareng suci ieu, sareng tembongkeun sagala pangorbanan kami piken negaken agama gusti, di lemah cai kami nudi pika deudeuh nyatana, Indonesia.
Ya allah mugi gusti ngahampura kana sagala kasalahan kami sareng kasalahan dulur-dulur kami anu parantos maraot ku margi ngabela agama gusti, sareng mugi gusti masihan pituduh ka kami kana jalan anu nyalametken di dunia maupun akherat.

وَانْصُرْنَا عَلَي الْقَوْمِ الْكَافِرِينْ , رَبَّـنَااغْفِـرْلَنَا وَلإِخْـوَانِنَا الَّذِيْـنَ سَبَقُـونَ بِاْلإِيْمَانْ , وَلاَ تَجْعَـلْ فِي قُلُـوبِنَا غِلاًّ لِّـلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا اِنَّك رَؤُفٌ الرَّ حِيمْ ,


رَبَّـنَا أَفْـرِغْ عَلَيْـنَا صَبْـرًا وَتَوَفَّـنَا مُسْلِمِيـنْ.


رَبَّـنََا آتِـنَا فِى الدُّنْـيَا حَسَنَـهْ , وَفِى اْلأَخِـرَةِ حَسَنَـهْ, وَقِنَا عَـذَابَ النَّـارْ.


وَصَـلَّى اللهُ عَـلَى سَيِّـدِنَا مُحَمَّـدٍ وَّعَـلَي آلِـهِ وَصَحْبِـهِ وَسَلَّـمْ بِفَضْلِكَ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِـزَّةِ عَمَّا يَصِفُونْ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينْ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمْينْ.


الله اكبـر 3 x . عِبَـادَ اللهْ !! إِنَّ اللهَ يَأْمُـرُ بِالْعَـدْلِ وَاْلإِحْسَانْ ,


وَإِيْتَـاءِ ذِى الْقُـرْبَى وَيَنْـهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَـرِ وَالْبَغْـيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُـمْ تَذَكَّـرُونْ.


فَاذْكُـرُوااللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُـرْكُـمْ وَاشْكُرُواهُ عَلَي نِعَمِـهِ يَزِدْكُـمْ وَاسْئَلُـواهُ مِنْ فَضْـلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْـرُ اللهِ اَكْبَـرْ.
اَقُـولُ قَوْلِى هـذَا وَأَسْتَغْفِـرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِـرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَـاتِ وَالْمُؤْمِنِيْـنَ وَالْمُؤْمِنَـاتِ , فَاسْتَغْفِـرُواهُ إِنَّـهُ هُوَالْغَفُـورُ الرَّحِيـمْ.

=========================================================================

Khutbah kadua

=========================================================================

اللهُ اَكْبَـرْ7 x . اللهُ اَكْبَـرْ كَبْيـرَا وَالْحَمْـدُ للهِ كَثِيْـرَا وَسُبْحَـانَ اللهِ بُكْـرَةً وَأَصِيْـلاَ,
اَلْحَمْـدُ للهِ الَّذِى اَعَـادَ اْلأَعْيَـادَ وَكَـرَّرْ, اَحْمَـدُهُ اَنْ خَلَـقَ وَصَـوَّرْ.
أَشْهَـدُ أَنْ لاَّ اِلـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهْ, شَهَادَةً يَثْقَـلُ بِهَا الْمِيْزَانُ فِى الْمَخْشَرْ.
وَأَشْهَـدُ أَنَّ مُحَمّـَدَا رَّسُولَ اللهِ الْمَبْعُـوثِ إِلَى اْلأَسْوَدِ وَاْلأَحْمَـرْ.
اللّهُمَّ صَلِِّ عَلَى سَيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِـهِ وَاَصْحَابِـهِ الْفَائِـزِيْنَ بِالشَّرَفِ اْلأَفْخَـرْ.
أَمَّا بَعْـدُ. فَيَا اَيُّهَا النَّاسْ اُوْصِيْكُمْ وَإِيَّـايَ عَـلَي طَاعَـةِ اللهِ وَ طَاعَـةِ رَسُولِـهِ فِى كُـلِّ وَقْتٍ لَّعَلَّكُـمْ تُفْلِحُـونْ.


آمِينْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنْ,
اللّهُمَّ اغْفِـرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتْ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتْ, اَلأَحْيَـاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتْ ,
إِنَّـكَ سَمِيْـعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَـوَاتْ, وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَـاتْ.
اللّهُـمَّ رَبَّ الْحِـلِّ وَالْحَـرَامْ , وَرَبَّ مَشْعَـرِالْحَرَامْ , وَرَبَّ الْبَيْتِ الْحَرَامْ , وَرَبَّ الرُّكْنِ وَالْمَقَـامْ , اَيَّـدَ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنْ , وَاخْذُلْ اَعْدَاءَ الدِّينْ , وَانْصُرْنَا عَلَي الْقَوْمِ الْكَافِرِينْ , رَبَّـنَااغْفِـرْلَنَا وَلإِخْـوَانِنَا الَّذِيْـنَ سَبَقُـونَ بِاْلإِيْمَانْ , وَلاَ تَجْعَـلْ فِي قُلُـوبِنَا غِلاًّ لِّـلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا اِنَّك رَؤُفٌ الرَّ حِيمْ ,
رَبَّـنَا أَفْـرِغْ عَلَيْـنَا صَبْـرًا وَتَوَفَّـنَا مُسْلِمِيـنْ.
رَبَّـنََا آتِـنَا فِى الدُّنْـيَا حَسَنَـهْ , وَفِى اْلأَخِـرَةِ حَسَنَـهْ, وَقِنَا عَـذَابَ النَّـارْ.
وَصَـلَّى اللهُ عَـلَى سَيِّـدِنَا مُحَمَّـدٍ وَّعَـلَي آلِـهِ وَصَحْبِـهِ وَسَلَّـمْ بِفَضْلِكَ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِـزَّةِ عَمَّا يَصِفُونْ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينْ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمْينْ.
الله اكبـر 3 x . عِبَـادَ اللهْ !! إِنَّ اللهَ يَأْمُـرُ بِالْعَـدْلِ وَاْلإِحْسَانْ ,
وَإِيْتَـاءِ ذِى الْقُـرْبَى وَيَنْـهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَـرِ وَالْبَغْـيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُـمْ تَذَكَّـرُونْ.
فَاذْكُـرُوااللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُـرْكُـمْ وَاشْكُرُواهُ عَلَي نِعَمِـهِ يَزِدْكُـمْ وَاسْئَلُـواهُ مِنْ فَضْـلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْـرُ اللهِ اَكْبَـرْ.


Tammat

Hakikat Ikhlas

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Pukul 19.41.00



Hakikat Ikhlas


ألجنة أعددت لعبادي الصالحسين

Surga adalah kehidupan hakiki, kehidupan yang sebenarnya tidak berubah untuk selama lamanya.

Adapun kehidupan di dunia adalah kehidupan khoyali , sementara , berubah seiring pergeseran waktu dan perputaran masa.


Harta yang banya itu mampukah menolak malaikat maut?

Karen itu orang yang terbuka hatinya ia tidak hnya mengejar kekayaan khoyali hakiki namun memikirkan apa yang abadi.

Bukti adanya pangkat khoyali ini, maka Al-Qur'a mengajarkan:



حدثنا إبراهيم بن الأشعث ( ليبلوكم أيكم أحسن عملا  ) قال : أخلصه وأصوبه ،

أن عمر بن عبد العزيز ، خطب فحمد الله ثم خنقته العبرة ثم قال : يا أيها الناس أصلحوا آخرتكم يصلح الله لكم دنياكم ، وأصلحوا 
سرائركم يصلح الله لكم علانيتك

إن العمل إذا كان خالصا ولم يكن صوابا لم يقبل ، وإذا كان صوابا ولم يكن خالصا لم يقبل حتى يكون خالصا صوابا ، والخالص إذا كان لله 
، والصواب : إذا كان على السنة

"من أصلح سريرته أصلح الله علانيته"