" ليس الجمال بأثواب تزيننا ولكن الجمال بجمال العلم والأدب "

Silahkan cari:
Subscribe:

Ads 468x60px

Shalat Sunnah Rawatib

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Minggu, 20 Mei 2012 Pukul 01.48.00



Shalat Rawatib Adalah shalat sunnah yang dilakukan sebelum dan/atau sesudah shalat wajib 5 waktu. Hukumnya sunnah berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari.

DAFTAR ISI
  1. Definisi Shalat Rawatib
  2. Keutamaan Melaksanakan Shalat Rawatib
  3. Waktu Shalat Rawatib
  4. Niat Shalat Rawatib
  5. Bacaan Shalat Rawatib

DEFINISI SHALAT RAWATIB

Secara etimologis (لغة) kata rawatib (رواتب) berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata ratibah (راتبة) yang bermakna tetap atau abadi.

Secara terminologi shalat sunnah rawatib adalah shalat yang dilakukan beriringan dengan shalat fardhu dan dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardhu.

Shalat sunnah rawatib ada dua macam yaitu
(a) qabliyyah (قبلية) yaitu shalat sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardhu; dan
(b) ba'diyyah (بعدية) yaitu shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat fardhu.


KEUTAMAAN FADILAH MELAKSANAKAN SHALAT RAWATIB

Dalil dan keutamaan shalat sunnah rawatib adalah:

Hadits riwayat Bukhari



سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ما من عبد مسلم يصلي لله كل يوم ثنتي عشرة ركعة تطوعا غير فريضة إلا بنى الله له بيتا في الجنة
Nabi bersabda: Tidak ada seorang hamba yang shalat sunnah setiap hari sebanyak 12 rakaat kecuali Allah membangun untuknya sebuah rumah di surga.


WAKTU PELAKSANAAN SHALAT RAWATIB

Ada 5 (lima) waktu shalat sunnah rawatib dengan total 12 raka'at 6 raka'at ba'diyyah dan 6 raka'at qabliyyah dengan rincian sebagai berikut:

1. Dua raka'at sebelum shalat subuh.
2. Empat roka'at sebelum shalat dhuhur (dilakukan dua rakaat-dua rakaat atau 2x salam)
3. Dua roka'at setelah shalat dhuhur.
4. Dua roka'at setelah shalat maghrib.
5. Dua raka'at setelah shalat isya'.

NIAT SHALAT RAWATIB

1. Sebelum subuh:



أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الصُبْحِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah subuh dua rakaat karena Allah.

2. Sebelum dzuhur:



أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.

3. Setelah shalat dzuhur:



أُصَلِي بَعْدِبّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.

4. Setelah shalat maghrib:



أُصَلِي بَعْدِبّةَ الَمغْرِب رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah maghrib dua rakaat karena Allah.

5. Setelah shalat isya':



أُصَلِي بَعْدِبّةَ الِعشَاء رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah isya' dua rakaat karena Allah.

BACAAN SHALAT RAWATIB

1. Rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan surat Al-Kafirun (قل يايها الكافرون).
2. Rakaat kedua membaca Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas (قل هو الله أحد).


Bulan Rajab

Diposkan Oleh: Muhtadi Bantan - Diperbarui Pada: Pukul 01.39.00




Bulan Rajab adalah bulan yang ke 7 di dalam sistem kalender islam (hijriyah) yang berdasarkan peredaran bulan (qomariyah). Bulan rajab termasuk salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan oleh Allah atau disebut sebagai bulan-bulan Haram. Selain Rajab, bulan haram adalah Dzulhijjah, Dzulqa’idah, dan Muharram. Bulan Rajab merupakan bulan haram yang istimewa karena terpisah dari urutan ketiga bulan haram lainnya.

Keistimewaan bulan Rajab lainnya adalah bahwa pada bulan ini dipercaya Nabi Muhammad menerima perintah sholat 5 waktu sehari semalam dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Namun demikian, kapan tepatnya terjadinya Isra’ Mi’raj masih menjadi perdebatan di kalangan sebagian ahli sejarah.

Ibadah khusus di bulan Rajab

Lalu, adakah amalan-amalan khusus yang disunnahkan pada bulan Rajab ini?

Tidak ada nash atau landasan hukum shahih yang memberitakan adanya amalan ibadah khusus pada bulan ini dari Rasulullaah saw. Beberapa hadits tentang keutamaan berpuasa pada bulan ini atau doa menyambut bulan rajab, oleh para ahli hadits dikategorikan sebagai hadits yang lemah. Contoh hadits semacam itu adalah:

Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah shalallahu ‘alahi wassalam memasuki bulan Rajab beliau berdo’a:“Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
Riwayat al-Thabarani dari Sa’id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana  berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya.”
Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad Saw bersabda: “Rajab itu bulannya Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku.”
Puasa di bulan Rajab

Meskipun demikian ada hadits shahih yang menyatakan keumuman bolehnya puasa di bulan Rajab ini. Hadits tersebut memerintahkan kita untuk memperbanyak puasa pada bulan-bulan mulia (haram), dan bulan Rajab adalah salah satu di antaranya.

Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda “Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia).” (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan  Rajab). [HR Muslim]
Para ulama tidak menyukai orang yang menkhususkan puasa pada bulan Rajab saja. Dan tidak ada dasar pula bagi orang yang menkhususkan puasa atau beribadah pada tanggal 27 Rajab. Nabi Muhammad saw. kadang banyak berpuasa di bulan Rajab ini, namun di lain kesempatan beliau menyedikitkan puasanya.

Demikianlah sekilas tentang bulan Rajab, semoga bermanfaat.