Alkisah seorang tokoh di kampung yang mempunyai anak seorang gadis di juluki si
bunga desa, hampir tiap hari ada saja orang datang ke rumahnya, sudah
tentu ingin meminang anaknya.
namun, tak satupun lelaki yang cocok di
hati ayahnya, maka dibuatlah sayembara ke seluruh negeri, dicari calon
menantu, dgn siapa saja yang jadi, biar tampang alakadar & bapet yang
penting santri,
Singkat kata, habar tsb menyebar menjadi bahan
pembahasan, hampir di tiap tempat ada kesempatan kongkow, orang-orang selalu
membicarakan sayembara ini, tak terkecuali Sadun, seorang pemuda, boro-boro
mengenyam jenjang pendidikan, apalagi merasakan pahit getir manisnya
kobong rombeng, tempat menghuni para penuntut ilmu, bahkan sama sekali
belum pernah mesantren apalagi mengaji.
Dengan bermodalkan keberanian dan tekad ingin jadi menantu
Singkat
cerita, Sadun memakai sarung dan kopiah, dan menenteng tegel lantai yang
di bungkus kertas, layaknya ustadz menenteng kitab.
Awalnya dia
memakai taktik dan cara, hampir di tiap waktu adzan dia sudah ada paling
awal masuk surau ikut berjamaah, & keluarnya pun terakhir sekali
setelah semunya pergi.
Dan ternyata, tokoh tadi memperhatikan dengan
seksama, siapa lelaki ini?, amat beda dari warga sekitar, pikirnya, bisa
jad idia seorang calon menantu yang di tunggu-tunggu.
Dgn perlahan Kiai pun b'tanya,
"jang,
apa itu bungkusan yg di bawa?", dengan tidak bertanya lagi dari mana asalnya,
sangking kepengen punya mantu yang kelihatannya orang baik,
"ini adalah KITABUN UBIN", jawab Sadun singkat.
Lanjut cerita, Sadun jd nikah dgn bunga desa.
Tiap mertua mempunyai masalah keagamaan, selalu bertanya pada menantu, karena dia pasti tahu, wong namanya santri.........!!!!
"nanti akan ku buka dulu kitabnya Bah"
ujarnya,sembari membuka bungkusan, &
melanjutkan keterangannya
"ini menurut keterangan isi kitab, masalah makanan ini
-halalun 'alal minan, haromumun 'alal mithoh
-boleh untuk saya, tak boleh buat bapak",
"walaupun airnya juga?", mertua melanjutkan pertanyaan,
"walau bi syiripitin" walau sedikit saja, ga boleh......
.....................................
m a n t a p
Mertua vs menantu "..Walau...bissyirifitiiin......."